Rabu, 20 Juni 2012

Oh Suranadi....

Kunjungan pertama liburan ke Lombok Part II adalah Pura Suranadi. Pura Suranadi terletak di kecamatan Narmada, kabupaten Lombok Barat. Kalau dari pusat kota Mataram sebenarnya jarak Narmada nggak begitu jauh. Waktu yang dibutuhkan dari Mataram ke Narmada kurang lebih 30 menit. Saat berlibur ke Suranadi, pemandangan yang terlihat dominan adalah hijaunya pepohonan. Disana juga ada banyak monyet yang tinggal dan berkeliaran. Suranadi sebenarnta bukan hanya sebuah pura, tetapi juga berfungsi sebagai taman hutan lindung.

Ada pengalaman seru sewaktu berkunjung ke Pura Suranadi, yaitu memancing belut. Belut? Nggak salah tuh? Iya, beneran belut. Tapi ini bukan sembarang belut. Mula-mula wisatawan disarankan membeli telur asin matang. Memancing disini bukan berarti harus memasukkan telur ke kolam. Telur itu cuma kita bawa saja sebagai penarik minat penampakan belut. Nah, kalau kita lagi beruntung dan bisa melihat belut suci, hal ini dipercaya bakalan membawa berkah bagi manusia tersebut. Waktu belut suci tersebut muncul, banyak wisatawan yang make a wish dengan harapan bisa terkabul segala impiannya. Percaya nggak percaya, inilah salah satu budaya masyarakat Hindu di pulau Lombok.


Desa Sade Sebagai Desa Tradisional Suku Sasak
Desa Sade: Desa Tradisional Suku Sasak di Lombok

Destinasi berikutnya adalah berkunjung ke desa Sade. Desa Sade merupakan desa suku Sasak yang aslinya beragama Islam. Suku Sasak sendiri merupakan penduduk asli Pulau Lombok. Selama berabad-abad lamanya mereka tinggal di Lombok dan mempertahankan tradisi. Kalau menyebut Suku Sasak di Lombok, saya jadi ingat keberadaan Suku Baduy di Banten. Desa adat ini terletak di wilayah Lombok Tengah, tepatnya di kecamatan Pujut. Penduduk desa ini menjual beragam kerajinan khas suku Sasak. Misalnya rantai unik yang memakai liontin dari koin lama mata uang Indonesia. Setiap sudut desa terlihat menarik untuk diabadikan dalam gambar tempat wisata.

Ada satu fakta yang menarik perhatian saya dari desa ini. Mereka menggunakan campuran tanah liat dan kotoran kerbau untuk membuat lantai rumah mereka sekeras semen. Bahkan untuk membersihkan rumah warga, mereka menggunakan campuran kotoran kerbau. Sungguh adat-istiadat yang unik. Mungkin hal tersebut terdengar aneh, sekaligus menjijikkan, bagi masyarakat modern. Namun kenyataannya, masyarakat adat Sasak tetap bisa bertahan hidup sampai sekarang dengan melestarikan budaya peninggalan nenek moyang. Pasti ada rahasia di balik penggunaan kotoran kerbau untuk bahan bangunan rumah.

Pastinya semua itu termasuk ke dalam Paket tour Lombok yang sudah di sediakan mas bro.