Selasa, 04 Oktober 2011

Bapepam minta perusahaan asuransi perluas pasar

Seperti yang telah dilakukan oleh adira asuransi kendaraan terbaik Indonesia yang telah melakukan perluasan pangsa pasat. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) menilai, perusahaan asuransi belum menjangkau masyarakat menengah ke bawah. Padahal, Kepala Bapepam-LK Nurhaida bilang, perluasan pasar ini merupakan bagian rencana induk pasar modal dan industri keuangan non bank tahun 2010-2014.

Nurhaida mnilai, saat ini baru kalangan menengah ke atas yang tersentuh asuransi. "Regulator berharap industri asuransi menciptakan produk untuk pihak-pihak yang punya pendapatan menengah ke bawah," kata Nurhaida di hadapan pelaku industri asuransi di Jakarta, Jumat (16/9).

Nurhaida juga meminta industri asuransi memperluas jaringannya di luar Jawa. "Asuransi jangan terkonsentrasi di Jakarta," ujarnya. Daerah luar Jawa, menurut Nurhaida, juga punya potensi cukup bagus.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Benny Waworuntu sependapat dengan Nurhaida. "Masyarakat bawah justru paling stabil. Mereka adalah captive market," ujarnya.

Begitu pula dengan potensi daerah luar Jawa. Berdasarkan pengalaman Benny sebelumnya sebagai Wakil Presiden Direktur dan Chief Agency Officer PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, banyak polis besar terjual di sana.

Hanya saja, lanjut Benny, produk asuransi saat ini sebagian besar berupa unit link yang lebih mengarah ke investasi. "Masyarakat bawah belum berpikir ke arah sana," kata Benny.

Produk yang tepat untuk kelas ini menurutnya adalah asuransi jiwa whole life yang pembayarannya bisa dilakukan per tahun sehingga preminya bisa lebih murah.

Cara ini sudah dilakukan oleh perusahaan asuransi lokal. Di tengah banyaknya investor asing yang meminati industri asuransi di Indonesia, menurut Benny, perusahaan lokal bisa mengambil ceruk pasar yang belum digarap maksimal.

Upaya lain adalah lebih gencar sosialisasi. Sebab, dia mengatakan, masyarakat masih lebih familiar dengan produk perbankan ketimbang asuransi. "Untungnya kami terbantu bancassurance," kata Benny.

AAJI juga berencana menambah agen berlisensi, dari 220.000 saat ini menjadi 500.000 sampai akhir tahun.

Berdasarkan catatan AAJI, saat ini pemegang polis asuransi jiwa tercatat baru 7% dari seluruh penduduk Indonesia. "Kalau bisa 20% saja sudah bagus sekali," pungkas Benny.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar